PROSES PERENCANAAN, PENETAPAN
TUJUAN ORGANISASI DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN (HO5)
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan terjadi di semua
kegiatan yang merupakan proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan
cara mencapainya. Perencanaan memegang peranan lebih penting dibandingkan
fungsi-fungsi manajemen lainnya, karena fungsi-fungsi lainnya adalah
melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.
Sebelum manajer melaksanakan
kegiatan-kegiatan di dalam organisasi, mereka harus membuat rencana-rencana
yang memberikan tujuan dan arah organisasi. Dalam perencanaan, manajer
memutuskan “apa” (what) yang harus dilakukan, “kapan” (when) melakukannya,
“dimana” (where) akan dilakukan, “siapa” (whom) yang melakukan, dan “bagaimana” (how) melakukannya. Perencanaan
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya, apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat
dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana
perencanaan dan kegiatan yang diputuskan
akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Berbagai pertanggung jawaban
dalam perencanaan tergantung pada besarnya dan tujuan organisasi serta fungsi
atau kegiatan khusus manajer, antara lain ;
1) rencana jangka pendek untuk kegiatan-
kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan lingkungan,
2) rencana musiman memusatkan perhatiannya
pada tujuan-tujuan musiman,
3) rencana jangka panjang dibutuhkan untuk
pengembangan personalia, pengembangan teknik-teknik produksi dan sebagainya.
Bagaimanapun juga, manajer
hendaknya memahami peranannya, baik perencanaan jangka panjang maupun jangka
pendek dalam kerangka perencanaan keseluruhan.
Kebutuhan akan perencanaan ada di
semua tingkatan yang mempunyai dampak potensial terbesar terhadap sukses
organisasi. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana
tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama
proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan
modifikasi agar tetap bermanfaat. Perencanaan kembali kadang-kadang dapat
menjadi factor kunci pencapaian sukses akhir. Salah satu aspek penting
perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), serta pengembangan
dan penyelesaian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
2. Tahap Dasar Perencanaan.
Semua kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap yaitu ;
1) Tahap 1, Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan : yang dimulai dengan keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi dan
kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya-sumber dayanya secara
tidak efektif.
2) Tahap 2, Merumuskan keadaan saat ini:
melalui pentingnya pemahaman akan
posisi perusahaan sekarang dan
tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya sumber daya yang tersedia untuk
pencapaian tujuan, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Tahap kedua ini
memerlukan informasi, terutama keuangan dan data statistik, yang didapatkan
melalui komunikasi dalam organisasi.
3) Tahap 3,
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan : melalui identifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) serta kemudahan
(opportunities) dan hambatan (threats)
untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan . Oleh karena itu perlu diketahui factor faktor lingkungan
internal dan eksternal yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau
yang mungkin menimbulkan masalah.
4) Tahap 4, Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan : untuk pencapaian
tujuan, yang meliputi ; pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
3. Alasan-alasan Perlunya
Perencanaan
Salah satu maksud utama
perencanaan adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di
waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan, dan kreatif,
agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi menjadi
peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya
perencanaan, yaitu ;
1) protective benefits, pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan,
2) positive benefits, meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Perencanaan mempunyai banyak
manfaat, yaitu ;
1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan,
2) membantu dalam kristalisasi persesuaian
pada masalah-masalah utama,
3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas,
4) membantu penempatan tanggung jawab lebih
tepat
5) memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi
6) memudahkan dalam melakukan koordinasi di
antara berbagai bagian organisasi
7) membuat tujuan lebih khusus, terinci dan
lebih mudah dipahami,
8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti,
9) menghemat waktu, usaha dan dana.
Perencanaan juga mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain ;
1) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
mungkin berlebihan pada kontribusi nyata,
2) perencanaan cenderung menunda kegiatan,
3) perencanaan mungkin terlalu membatasi
manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi,
4) kadang-kadang hasil yang paling baik
didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi,
5) ada rencana-rencana yang diikuti
cara-cara yang tidak konsisten.
Meskipun perencanaan mempunyai
kelemahan-kelemahan tersebut, manfaat-manfaat yang didapat dari perencanaan
jauh lebih banyak. Oleh karena itu perencanaan tidak hanya seharusnya
dilakukan, tetapi harus dilakukan.
4. Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi
Manajemen Lainnya.
Dalam banyak hal, perencanaan
adalah fungsi yang paling dasar dan meresap ke seluruh fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan
manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung, dan
berinteraksi.
Pengorganisasian, adalah proses
pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia
dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana
menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektifitas paling
tinggi. Sebagai contoh, penyusunan personalia organisasi tidak akan dapat
tersusun secara efektif tanpa perencanaan personalia.
Pengawasan, dan perencanaan
saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai kembar siam
dalam manajemen 1). Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan
efektif. Bagi manajer hal ini menunjukkan apakah rencana yang telah disusun
realistik atau tidak, bila rencana tidak realistik atau praktek manajemen buruk
akan menyebabkan rencana tidak dikerjakan seperti yang diharapkan. Oleh karena
itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana. Pengawasan juga menjadi bagian dari rencana baru.
Tujuan setiap rencana adalah
untuk membantu sumber daya-sumber daya dalam kontribusinya secara positif
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Rencana-rencana harus dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi sebelum para manajer dapat menentukan
hubungan-hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana
bawahan diarahkan, dan cara pengawasan yang diterapkan.
5. Tipe-tipe Perencanaan Dan Rencana
Cara pengklasifikasian
perencanaan akan menentukan isi rencana dan bagaimana perencanaan itu
dilakukan. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap manajer,
dalam praktek perencanaan dapat mengambil berbagai bentuk, sebab ;
1) perbedaan tipe organisasi mempunyai
perbedaan misi (maksud), di mana pendekatan perencanaan yang digunakan berbeda
pula,
2) dalam suatu organisasi yang sama
dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-waktu yang berbeda,
3) manajer-manajer yang berlainan akan
mempunyai gaya perencanaan yang berbeda.
Ada paling sedikit lima dasar
pengklasifikasian rencana, sebagai berikut ;
1) Bidang fungsional, mencakup rencana
produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia. Setiap faktor memerlukan tipe
perencanaan yang berbeda.
2) Tingkatan organisasional, termasuk
organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi.Teknik-teknik dan isi
perencanaan berbeda untuk tingkatan yang berbeda pula. Perencanaan organisasi
secara keseluruhan akan lebih kompleks daripada perencanaan suatu satuan kerja
organisasi.
3) Karakteristik-karakteristik (sifat)
rencana, meliputi factor-faktor kompleksitas, fleksibelitas, keformalan,
kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, rencana
pengembangan produk biasanya bersifat rahasia, rencana produksi lebih bersifat
kuantitatif dibanding rencana personalia.
4) Waktu, menyangkut rencana jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan
kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan semakin besar. Sebagai contoh,
tingkat kepastian rencana pembangunan pabrik baru sepuluh tahun yang akan
datang, lebih rendah di banding rencana kepindahan kantor dua minggu lagi.
5) Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran,
program, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Perencanaan meliputi berbagai
tingkatan dan setiap tingkatan merupakan bagian dari tingkatan yang lebih
tinggi. Perencanaan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan, seperti program iklan, prosedur seleksi personalia, anggaran
penelitian dan pengembangan dan lain-lain.
Dalam suatu organisasi, rencana
dirinci melalui tingkatan-tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel dengan
organisasi. Pada setiap tingkatan, rencana mempunyai dua fungsi ;
1) menyediakan peralatan untuk pencapaian
serangkaian sasaran dari rencana tingkatan diatasnya,
2) menunjukkan sasaran yang harus dipenuhi
rencana di bawahnya. Rencana dari manajemen puncak akan dibuat menjadi
rencana-rencana yang lebih terinci oleh satuan-satuan manajemen menengah dan
lini pertama.
Ada dua tipe utama rencana ;
1) Rencana-rencana strategik (strategic
plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas,
mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khusus keberadaan organisasi.
2) Rencana-rencana operasional (operational
plans), uraian lebih rinci bagaimana rencana strategik akan dicapai, yang
terdiri dari dua tipe, yaitu ;
(1) Rencana sekali pakai (single use plans),
dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali
bila telah tercapai. Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegitan terinci
yang kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu yang akan
datang, contoh; perencanaan perusahaan untuk membangun gudang baru karena
perluasan usaha memerlukan rencana
sekali pakai khusus bagi proyek tersebut, walaupun perusahaan telah membangun
sejumlah gudang lain di waktu yang lalu.
(2) rencana tetap (standing plans),
merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang
dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang. 2)
Strategi adalah program umum
untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Program
menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer
dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu
bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman
pemanfaatan sumber daya-sumberdaya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Strategi dapat juga berarti, sebagai pola tanggapan organisasi terhadap
lingkungan sepanjang waktu, yang berarti bahwa setiap organisasi selalu
mempunyai strategi walaupun tidak secara eksplisit dirumuskan. Strategi
menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus
dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.
Tipe-tipe rencana sekali pakai
adalah ;
1) Program, meliputi serangkaian kegiatan
yang relatif luas, yang menunjukkan
(1) langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk
mencapai tujuan
(2) satuan atau para anggota organisasi yang
bertanggung jawab atas setiap langkah,
(3) urutan dan waktu setiap langkah.
2) Proyek, adalah rencana sekali pakai yang
lebih sempit dan merupakan bagian terpisah dari program. Setiap proyek
mempunyai ruang lingkup yang terbatas, arah penugasan yang jelas dan waktu
penyelesaian.
3) Anggaran (budget), adalah laporan sumber
daya keuangan disusun untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran terutama merupakan peralatan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi
dan komponen penting dari program dan proyek. Anggaran merinci pendapatan dan pengeluaran dan memberikan target bagi
kegiatan-kegiatan seperti penjualan, biaya-biaya departemen atau investasi
baru.
Rencana-rencana tetap, akan terus
diterapkan sampai perlu diubah (modifikasi atau dihapuskan). Rencana tetap
memungkinkan para manajer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan
pembuatan keputusan , karena situasi-situasi yang sama ditangani secara
konsisten. Wujud umum dari rencana-rencana tetap adalah ;
1) Kebijakan (policy), adalah pedoman umum
pembuatan keputusan, yang merupakan batas bagi keputusan, menentukan apa yang
dapat dibuat dan menutup apa yang tidak dapat dibuat. Kebijakan menyalurkan
pemikiran para anggota organisasi agar konsisten dengan tujuan organisasi.
2) Prosedur standar, adalah kebijakan yang
dilaksanakan dengan pedoman-pedoman yang lebih rinci, yang disebut juga metoda
standar (standard operating procedure/SOP), yang berguna untuk ;
(1) menghemat usaha manajerial,
(2) memudahkan pendelegasian wewenang dan
penempatan tanggung jawab,
(3) menimbulkan pengembangan metoda-metoda
operasi yang lebih efisien,
(4) memudahkan pengawasan,
(5) memungkinkan penghematan personalia,
(6) membantu kegiatan-kegiatan organisasi.
4) Aturan (rules or regulation), adalah
pernyataan (ketentuan) bahwa suatu kegiatan tertentu harus atau tidak boleh
dilakukan dalam situasi tertentu. Atutran digunakan untuk mengimplementasikan
rencana-rencana lain dan biasanya merupakan hasil kebijaksanaan yang diikuti
dalam setiap kejadian.
6. Faktor Waktu Dan Perencanaan
Faktor waktu mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap perencanaan, yaitu ;
1) untuk melaksanakan perencanaan efektif
2) untuk melanjutkan setiap langkah
perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan
alternatif-alternatif, untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua
kemungkinan,
3) jumlah (atau rintangan) waktu yang akan
dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Rencana jangka pendek (short
range plans), mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu tahun ;
rencana jangka menengah (intermediate
range plans) mempunyai rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun
; rencana jangka panjang (long range plans) meliputi kegiatan-kegiatan selama
dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan 25 tahun atau
lebih di masa yang akan datang. Rencana jangka panjang biasanya berkenaan
dengan perencanaan starategik. Semakin panjang jangka waktu suatu rencana,
semakin panjang periode untuk peninjauan kembali dan perbaikan. Juga semakin
penting rencana terhadap keberhasilan organisasi, semakin sering diteliti dan
diperhatikan.
7. Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik (strategic
planning), adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, kebijakan dan
program-program strategik yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan
kebijakan telah diimplementasikan. 3) Jadi perencanaan strategik merupakan
proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk menentukan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Ada tiga alasan pentingnya
perencanaan strategik, yaitu ;
1) perencanaan strategik memberikan kerangka
dasar dalam mana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya diambil,
2) pemahaman terhadap perencanaan strategik
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya,
3) perencanaan strategik sering merupakan
permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan manajer dan
organisasi.
Perbedaan pokok perencanaan
strategik dan operasional adalah ; 4)
Perencanaan
Operasional Perencanaan
Strategik
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pusat Bahasan Masalah operasional Kelangsungan dan
pengembangan jangka panjang
Sasaran Laba sekarang Laba di waktu yang
akan datang
Batasan Lingkungan sumber
daya Lingkungan sumber daya
yang
sekarang akan datang
Hasil Efisiensi dan
efektifitas Pengembangan potensi yad
Informasi Dunia bisnis Peluang di waktu
yad
Organisasi Birokrasi/stabil Kewirausahaan/fleksibel
Kepemimpinan Konservatif Mengilhami
perubahan radikal
Pemecahan masalah Berdasarkan pengalaman Antisipasi, menemukan
Lalu.
pendekatan baru.
Faktor risiko Risiko rendah Risiko tinggi
Proses penyusunan perencanaan
strategik meliputi ; 5)
1) Langkah 1, penentuan misi dan tujuan,
mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah, maksud dan tujuan organisasi
2) Langkah 2, pengembangan profil
perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemapuan perusahaan.
3) Langkah 3, analisa lingkungan eksternal,
dengan identifikasi perubahan lingkungan ekonomi, teknologi, sosial , budaya,
dan politik yang secara tidak langsung mempengaruhi organisasi.
4) Langkah 4, analisa internal perusahaan,
kekuatan dan kelemahan organisasi, dengan membandingkan profil perusahaan dan
lingkungan eksternal. Proses analisa internal perusahaan meliputi ; 6)
(1) Identifikasi faktor-faktor internal
strategik,
(2) Evaluasi faktor-faktor strategik perusahaan
tersebut,
(3) Kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai
dasar strategi perusahaan.
5) Langkah 5, identifikasi kesempatan dan
ancaman strategik, identifikasi tujuan,
strategi, analisa lingkungan, serta analisa kekuatan dan kelemahan
organisasi, untuk menentukan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi
dan ancaman-ancaman yang harus dihadapi.
6) Langkah 6, pembuatan keputusan strategik,
mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategik.
7) Langkah 7, pengembangan strategi
perusahaan, menjabarkan tujuan jangka panjang dan strategi perusahaan ke dalam
sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-strategi operasional.
8) Langkah 8, implementasi strategi,
menyangkut kegiatan manajemen untuk mengoperasikan strategi, yang berarti
peletakan strategi menjadi kegiatan.lima variable yang merupakan factor kritis
implementasi strategi adalah ;
(1) tugas,
(2) orang,
(3) struktur,
(4) teknologi
(5) system balas jasa.
9) Langkah 9, peninjauan kembali dan
evaluasi (strategic control), dimana manajer perlu senantiasa memonitor secara
periodik dan pada tahap-tahap kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan
kearah tujuan yang telah ditetapkan. Dua pertanyaan utama adalah ;
(1) apakah strategi diimplementasikan sesuai
rencana,
(2) apakah strategi dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
Kebaikan perencanaan strategic
dapat dirinci sebagai berikut ; 7)
1) Kebaikan utama adalah, memberikan pedoman
yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi, melalui rumusan tujuan secara
jelas, dan metoda pencapaian tujuan tersebut,
2) Kebaikan penting lainnya adalah, membantu
para manajer dalam pembuatan keputusan, melalui analisa informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan-keputusan baik.
3) Meminimalisasi kesalahan, karena tujuan
dan sasaran dirumuskan dengan sangat cermat.
Kelemahan-kelemahan perencanaan
strategik adalah ;
1) Kelemahan utama adalah, hal ini
memerlukan investasi dalam ; waktu, uang, dan orang yang cukup besar,
2) Cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional
dan bebas risiko.
8. Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif
Ada dua jenis hambatan
pengembangan rencana-rencana efektif, yaitu ;
1) Pertama adalah, penolakan internal para
perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya,
2) Hambatan kedua berada di luar perencana,
keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan dan
rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Penolakan
terhadap perubahan, terjadi diantara para anggota organisasi, baik para manajer
maupun karyawan operasional yang harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.
Alasan mengapa banyak manajer
ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau
kelompok/satuan kerja mereka, karena ;
1) kurang pengetahuan tentang organisasi,
2) kurang pengetahuan tentang lingkungan,
3) ketidak mampuan melakukan peramalan
secara efektif,
4) kesulitan perencanaan operasi-operasi
yang tidak berulang,
5) biaya, untuk penggunaan sumberdaya-sumberdaya
keuangan, fisik, dan manusia,
6) takut gagal, yang merupakan ancaman
terhadap jabatan, penghargaan, dan respek orang lain terhadap diri manajer,
7) kurang percaya diri, ragu-ragu menetapkan
tujuan yang menantang,
8) ketidak sediaan untuk menyingkirkan
tujuan-tujuan alternatif.
Manajer dapat mengatasi
hambatan-hambatan perencanaan melalui ;
1) penciptaan system organisasi yang
memudahkan penetapan tujuan dan perencanaan, baik yang dilakukan manajer
punjcak, manajer tingkat bawah, ataupun karyawan bukan manajerial,
2) memberikan berbagai bentuk bantuan secara
individual kepada para perencana,
3) penolakan terhadap suatu rencana dapat
dikurangi atau dihilangkan antara lain melalui ;
(1) melibatkan para karyawan dalam proses
perencanaan,
(2) mengembangkan pola perencanaan dan
implementasi yang efektif,
(3) memberikan lebih banyak informasi
tentang rencana-rencana dan segala konsekuensinya ,
(4) bersikap hati-hati terhadap dampak
perubahan yang diusulkan para anggota organisasi,
(5) meminimalisasi gangguan-gangguan yang
tidak perlu.
Efektivitas perencanaan dapat
dinilai melalui beberapa kriteria sebagai berikut ;
1) Kegunaan, suatu rencana harus ;
fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana.
2) Ketepatan dan obyektivitas, rencana harus
dievaluasi untuk mengetahui apakah cukup ; jelas, ringkas, nyata, dan akurat,
melalui informasi yang tepat.
3) Ruang lingkup, perencanaan perlu
memperhatikan prinsip-prinsip ; kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan
(unity), dan konsistensi, mencakup ; luas cakupan rencana, kerangka hubungan
antar kegiatan, dan satuan kerja atau departemen yang terlibat.
4) Efektivitas biaya, menyangkut ; waktu,
usaha dan aliran emosional.
5) Akuntabilitas, menyangkut aspek ;
tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan implementasi rencana.
6) Ketepatan waktu, dengan antisipasi
berbagai perubahan yang tetrjadi sangat cepat.
Sumber Pustaka
1. Donald C. Mosley dan Paul H. Pietri,
Management : The Art of Working With And Through People, Dickenson Publishing
Emcino, California, 1975, hal.27.
2. Wiliam H. Newman, Administrative Action
:The Techniques of Organization and Management, Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New york, 1963, hal. 13-54.
3. George A. Steiner dan John B. Miner,
Management Policy and Strategy, Macmillan, New York, 1977, hal. 7.
4. Bernard Taylor, Strategics for Planning,
Long Range Planning 8, no 4, Agustus 1975, hal. 38.
5. John A. Pearce II dan Richard B.
Robinson, Jr, Strategic Management : Strategy Formulation and Implementation,
Richard D. Irwin, Homewood, Illinois , 1982.
6. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, op. cit. hal.
156.
7. James A.F.Stoner, Management, Prentice
Hall International, Inc, Englewood Cliffs, New York, 1982, hal 124-125.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar